Pencegahan Diare di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Baron Kabupaten Nganjuk

Abstract

Tingginya angka kejadian diare disebabkan oleh banyak faktor diantaranya makanan dan minuman yang terkontaminasi akibat kebersihan yang buruk, infeksi virus dan bakteri. Pada tahun 2020, diare masih menjadi masalah utama yang menyebabkan 14,5% kematian, kelompok anak balita (12 – 59 balita), kematian akibat diare sebesar 4,55%. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat menjadi suatu bentuk masukan untuk menanggulangi kejadian diare karena sekarang sudah mulai memasuki musim hujan dan biasanya banyak balita atau anak yang mengalami diare. Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi/ tanya jawab pada ibu tentang pencegahan diare dengan menggunakan media leaflet. Setelah dilakukan kegitan penyuluhan, peserta memahami penatalaksanaan dan pencegahan diare pada anak dan akan mengaplikasikan apa yang telah disampaikan oleh tim penyuluh sehingga kesehatan anak akan terusterjaga kesehatannya secara optimal. Disarankan kepada orang tua perlu banyak membekali diri dengan berbagai pengethuan dengan mengikuti kegiatan penyuluhan atau mencari informasi  dengan media cetak/ online yang berkaitan dengan upaya peningkatan kesehatan anak. Pengetahuan hasil pre-test sangat baik berjumlah 15 (50%) dan hasil post-test 20 (66,67%), hasil baik pre-test berjumlah 9 (29,67%) dan post-test berjumlah 6 (19,98%), hasil cukup pre-test berjumlah 6 (19,98%) dan post-test berjumlah 4 (13,32%) serta untuk tidak ada hasil untuk kriteria pengetahuan kurang baik.