Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan sirih dan pisang pada berbagai tradisi lamaran di Indonesia. Pada tradisi lamaran atau seserahan, terdapat beberapa nilai yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai tersebut memiliki makna yang menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat, kepercayaan, mitos-mitos, dan sanksi adat yang berlaku di lingkungan masyarakat. Penelitian menggunakan metode studi literatur untuk mengetahui berbagai macam pisang dan sirih yang digunakan dalam tradisi lamaran di berbagai suku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat jenis pisang yang digunakan dalam tradisi lamaran yaitu pisang raja, pisang mas, pisang ambon, dan pisang susu. Sirih yang digunakan dalam tradisi lamaran berbagai suku adalah sirih hijau yang memiliki tiga sebutan yang berbeda, yaitu balangan gantal, sirih embun, dan ira laumbe. Pentingnya buah pisang dan sirih pada tradisi lamaran pada berbagai suku mengakibatkan dua jenis tanaman ini terkonservasi oleh masyarakat dengan baik di pekarangan masing-masing.
References
Firmansyah, D. E. 2022. Makna-makna Seksualitas dalam Upacara Ngeuyeuk Seureuh sebuah Kajian Semiotika. Jurnal Siginjai, 2(1), 1-12.
Firmansyah, A., & Firmansyah, H. 2022. Makna Dan Nilai Tradisi Perkawinan Suku Madura Desa Sungai Segak Kecamatan Sebangki Kabupaten Landak. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatu listiwa (JPPK), 10(12).
Hartanto, F. 2023. Pandangan Event Organizer X Dan Y Di Surabaya Mengenai Prosesi Lamaran Etnis Tionghoa (Dingqin). Century: Journal of Chinese Language, Literature and Culture, 11(2), 97-108.
Hasan, M. A., & Nor, D. R. 2018. Persentuhan Islam dan Budaya Lokal (Mengurai Khazanah Tradisi Masyarakat Popular).
Hendri, M. 2021. Tradisi Bangun Nikah Dalam Keharmonisan Keluarga (Studi Kasus Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi) (Doctoral dissertation, Fakultas Syari’ah Jurusan Hukum Islam Program Studu Hukum Keluarga).
Hilda, L. 2016. Revitalisasi kearifan lokal Dalihan Na Tolu masyarakat muslim Mandailing dalam menjaga harmonisasi lingkungan hidup. Jurnal Miqot, 40(1).
Humaeni, A. 2021. Sesajen: Menelusuri Makna dan Akar Tradisi Sesajen Masyarakat Muslim Banten dan Masyarakat Hindu Bali.
Jeki, S. 2016. Nilai Faedagogi Perkawinan Etnis Melayu Di Desa Sako Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin. Kalpataru: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah, 2(1), 69-78.
Mutaqin, A. Z., Astriani, W., Husodo, T., & Partasasmita, R. 2018. Pemanfaatan tumbuhan untuk beberapa upacara adat oleh masyarakat Desa Pangandaran Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran. Jurnal Pro-Life, 5(1), 496-505.
Manurung, T. F., & Kartikawati, S. M. Etnobotani Pernikahan Adat Suku Dayak Pesaguan Hulu Kabupaten Ketapang. Jurnal Hutan Lestari, 10(4), 799-812.
Nugroho, A. T. 2019. Seserahan Dalam Perkawinan Masyarakat Adat Lampung. Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan, 14(1), 31-41.
Qurtuby, A. S., & Lattu, I. (2019). Tradisi dan kebudayaan nusantara. Semarang: ELSA Press.
Salam, N. E., & Windyarti, R. 2015. Makna Simbolik Serah-serahan dalam Upacara Perkawinan Adat Jawa di Desa Tanjung Belit Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau (Doctoral dissertation, Riau University).
Siregar, J. S., & Rochelman, L. H. 2021. Seserahan dalam Perkawinan Adat Betawi: Sejarah dan Makna Simbolis. Ganaya: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 4(1), 65-75.
Syarifudin, S., Qalyubi, M. M., & Hasanudin, I. 2019. Tinjauan Hukum Islam terhadap Prosesi Seserahan dalam Pernikahan Adat Betawi. Mozaic: Islam Nusantara, 5(2), 103-130.
Syarifudin. 2015. Makna Simbolik Serah-Serahan Dalam Upacara Perkawinan Adat Jawa Di Desa Tanjung Belit Kecamatan Siak Kecil Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Jom FISIP, 2(2).