Abstract
Angka kejadian Stunting di Kota Kediri berdasarkan Riset Kesehatan di Kota Kediri per Desember 2023 terpantau 771 balita. Jumlah tersebut mengalami penurunan 170 balita dibanding pada 2022, yang terdata 941 kasus balita stunting. Desa Setonopande berada di Kecamatan Kota, jarak dengan pusat kecamatan sekitar empat kilometer. Berdasarkan data di Desa Setonopande berstatus Kelurahan dengan klasifikasi sebagai kelurahan swasembada dan dijuluki kampung bersinar yang memiliki arti bersih narkoba. Sebagian besar penduduk bekerja sebagai wiraswasta berupa usaha jagal (jasa penyembelihan hewan) dan perdagangan. Untuk mengantisipasi terjadinya stunting di kelurahan setonopande dilakukan sosialisasi oleh puskesmas kepada ibu balita dan ibu hamil agar saat masa pertumbuhan anaknya selalu diawasi serta selalu menjaga pola makan yang sehat. Metode sosialisasi yang digunakan adalah ceramah dan media yang digunakan berupa power point. Kegiatan pengabdian dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu observasi lokasi dan pemilihan kegiatan sosialisasi stunting, permohonan perizinan pada pihak kelurahan Setonopande, permohonan kerjasama dengan puskesmas setempat, dan pemberian edukasi tentang stunting melalui kegiatan sosialisasi. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada tanggal 24 Februari 2024 di Balai Kelurahan Setonopande. Perlu dilakukan upaya- upaya penaggulangan. Salah satunya, melalui program sosialisasi stunting, mahasiswa KKN Tematik Universitas Nusantara PGRI Kediri tahun 2024 menggandeng pemateri dari pihak Puskesmas Kelurahan Setonopande memberikan edukasi kepada ibu hamil dan ibu balita
References
G. Megawati dan S. Wiramihardja, “PENINGKATAN KAPASITAS KADER POSYANDU DALAM MENDETEKSI DAN MENCEGAH STUNTING DI DESA CIPACING JATINANGOR,” Dharmakarya: Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat, vol. 8, no. 3, hlm. 154–159, 2019.
N. Lailiyah dkk., “Sosialisasi Penyusunan Karya Tulis Ilmiah untuk Guru SD Negeri Titik Kecamatan Semen Kabupaten Kediri,” Kontribusi: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, vol. 2, no. 2, hlm. 148–156, Mei 2022, doi: 10.53624/kontribusi.v2i2.107.
A. Susilawaty, R. Tasruddin, D. Ahmad, dan K. Salenda, PANDUAN RISET BERBASIS KOMUNITAS , 1 ed. NUR KHAIRUNNISA, 2016.
A. Afandi dkk., METODOLOGI PENGABDIAN MASYARAKAT, vol. 1. 2022. [Daring].
Tersedia pada: http://litapdimas.kemenag.go.id/publication
T. M. Akbar, “PERAN PUSKESMAS DALAM PENCEGAHAN STUNTING DI KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN,” Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara, 2023.
L. I. P. Arianti, “FAKTOR-FAKTOR RESIKO PENYEBAB TERJADINYA STUNTING PADA BALITA USIA 23-59 BULAN,” OKSITOSIN, vol. VI, no. 1, hlm. 28–37, 2019.
B. Puspitasari dkk., “PENYULUHAN TENTANG UPAYA PENCEGAHAN STUNTING PADA BALITA DI DESA BANGKOK KECAMATAN GURAH KABUPATEN KEDIRI,” JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT TJUT NYAK DHIEN, vol. 2, no. 1, hlm. 34–39, 2023.
T. N. Prastia dan R. Listyandini, “KERAGAMAN PANGAN BERHUBUNGAN DENGAN STUNTING PADA ANAK USIA 6-24 BULAN,” HEARTY, vol. 8, no. 1, hlm. 33–40, 2020.
R. H. Pratama dkk., “UPAYA PEMERINTAH DALAM PENCEGAHAN STUNTING.”
N. D. Yanti, “Faktor Penyebab Stunting Pada Anak: Tinjauan Literatur,” RNJ: REAL in Nursing Journal, vol. 3, no. 1, hlm. 1–10, 2020, [Daring]. Tersedia pada: https://ojs.fdk.ac.id/index.php/Nursing/index
S. Mugianti, A. K. Anam, dan Z. L. Najah, “Faktor Penyebab Anak Stunting Usia 25-60 Bulan di Kecamatan Sukorejo Kota Blitar,” JNK: Jurnal Ners dan Kebidanan , vol. 5, no. 3, hlm. 268–278, Des 2018, doi: 10.26699/jnk.v5i3.art.p268-278.
A. Wulandari dan F. Amrullo, “Upaya Pencegahan Stunting di Desa Sendangmulyo Berbasis Edukasi dan Sosialisasi pada Remaja dan Ibu dari Anak Terdampak Stunting,” JURNAL BINA DESA, vol. 5, no. 1, hlm. 84–89, 2023