HUBUNGAN KEKERABATAN BAMBU BERDASARKAN GEN rbcL BERBASIS ANALISIS IN SILICO SEBAGAI BUKTI ADANYA EVOLUSI MOLEKULER
DOI:
https://doi.org/10.29407/hayati.v6i1.650Keywords:
gen rbcL, kekerabatan, bambu, in silico, evolusi molekulerAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kekerabatan bambu menggunakan sekuen gen rbcL berbasis in silico serta membuktikan evolusi dapat dikaji dengan pendekatan molekuler. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif, dilakukan pada bulan Maret sampai Mei 2018 di Kampus I Universitas Nusantara PGRI Kediri. Bahan penelitian berupa sekuens gen rbcL bambu yang diunduh dari laman genbank NCBI. Sekuens gen rbcL yang diunduh disejajarkan dengan aplikasi Notepad, kemudian dipreparasi menggunakan aplikasi BioEdit dan selanjutnya dilakukan konstruksi pohon filogeni dengan aplikasi Mega 6. Konstruksi pohon filogeni bambu menggunakan metode statistik UPGMA, Bootstrap method 1000 kali ulangan dan model pohon Maximum Composite likelihood. Hasil konstruksi pohon filogeni dari 14 spesies bambu berdasarkan gen rbcL, terbentuk group utama dan out group. Group utama terdiri 10 spesies bambu yang membentuk 2 klaster. Klaster 1 terdiri dari C. spectabilis dan C. liebmannii. Klaster 2 terdiri dari 8 spesies bambu yang berkerbatan dekat, yaitu Bambusa bambos, B. mutipex, B. emiensis, Otatea acuminata, O. galuca, Chusquea spectabilis, C. liebmannii, Guadua chacoensis, G. angustifolia dan G. weberbaueri. Out group terdiri dari Phyllostachys edulis, P. nigra, Fargesia nitida dan F. spathacea. Pada pohon filogeni masingmasing spesies yang memiliki tingkat kekerabatan paling dekat dikelompokkan pada cabang yang sama. Berdasarkan homologi sekuens gen rbcL, spesies bambu yang memiliki genus yang sama belum tentu memiliki kekerabatan yang lebih dekat dibandingkan dengan spesies bambu dari genus yang berbeda. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pengembangan sumber belajar biologi SMA.
Downloads
References
Arbi, UY. 2012. Sejarah dan Bukti Evolusi Pada Gastropoda. OSEANA 37 (2), 41-51.
Balittri. 2011. Potensi Bambu Sebagai Tanaman Konservasi Daerah Aliran Sungai. http://balitri.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/berita-lain?77-potensibambu-sebagai-tanaman-konservasi-daerah-aliran-sungai. (diakses pada 17 Januari 20018).
Basith, A. 2015. Peluang Gen rbcL sebagai DNA Barcode Berbasis DNA Kloroplas untuk Mengungkap Keanekaragaman Genetik Padi Beras Hitam (Oryza sativa L.) Lokal Indoneia. Prosiding Seminar Nasional XII Pendidikan Biologii di FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, 938-941.
Bhattacharyya, B. 2016. Botani Sistematik Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Consortium Barcode of Life (CBOL). 2009. A DNA Barcode for Land Plants. PNAS: 106 (31).
Helmi. 2016. Pengembangan Bahan Ajar Evolusi Berbantuan Aplikasi CAMTASIA Studio 8 Sebagai Sarana Pebelajaran IPA Biologi SMA. E-Juornal Universitas Wiralodra 1 (1), 31-37.
Imtihana. 2014. Pengembangan Buklet Berbasis Penelitian Sebagai Sumber Belajar Materi Pencemaran Lingkungan di SMA. Unnes Journal of Biology Education 3 (2), 186-192.
Julisaniah, NI. 2008. Analisis Kekerabatan Mentimun (Cucumis sativus L.) Menggunakan Metode RAPD-PCR dan Isozim. Biodiversitas 9 (2), 99-102.
Karmana, IW. 2009. Kajian Evolusi Berbasis Urutan Nukleotida. Ganec Swara 3 (3), 75-81.
Kurniawan, H. 2002. Diversitas Genetik Plasma Nutfah Ubi jalar (Ipomoea batatas (L.) Lamb.) Asal Indonesia Berdasarkan Analisis Kluster Karakter Fenotipik. Tesis. Program Pascasarjana. Program Studi Ilmu Tanaman Bidang Kajian Utama Pemulian Tanaman. Universitas Padjajaran Bandung.
Mayasari, A. dan Suryawan A. 2012. Keragaman Jenis Bambu dan Pemanfaatannya di Taman Nasional Alas Purwo. Info BPK Manado 2 (2), 139-154.
Nur. A., Syahruddin. K. 2016. Gandum: Peluang Pengembangan di Indonesia Aplikasi Teknologi Mutasi dalam Pembentukan Varietas Gandum Tropis. Jakarta: Indonesian Agency for Agricultural Research and Development (IAARD) Press.
Nuha, U., Amin, A., Lestari, U. 2016. Pengembangan Buku Ajar Berbasis Penelitian Evolusi dan Filogenetik Molekuler untuk Mata Kuliah Evolusi di Universitas Jember. Jurnal Pendidikan 1 (9): 1791-1796.
Sanchez, ER. 2011. Biogeography and Divergence Time Estimates of Woody Bamboos: Insights in The Evolution of Neotropical Bamboos. Bol.Soc.Bot. Mex 88, 67-75.
Saputra, A. 2017. Persepsi Mahasiswa Calon Guru Biologi tentang Pembelajaran Materi Evolusi di SMA: Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. Bioeducation 1 (1), 1-9.
Sidharta, BR. 1995. Evolusi. Universitas Atmajaya: Yogyakarta.
Stansfield, WD. 2006. Biologi Molekuler dan Sel. Erlangga: Jakarta.
Sukri, A. 2014. Analisis Filogeni Kerbau Lokal Indonesia (Bubaus bubalis) dengan Gen cyt b Berbasis Biogeografi Sebagai Bahan Aja Mata Kuliah Bioinformatika. Disertasi. Universitas Negeri Malang.
Suparman. 2012. Markah Molekular dalam Identifikasi dan Analisis Kekerabatan Tumbuhan Serta Implikasinya bagi Mata Kuliah Genetika. Jurnal BIOedukasi 1 (1), 59-68.
World Bamboo Congress. 2012. An Update Tibal and Subtribal Classification of The Bamboos (Poaceae:Bambusoideae). World Bamboo Congress 1 (2), 3-27.
Tjitrosoepomo, G. 2007. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.
Widjaja, EA. 2001. Identifikasi Jenis-jenis Bambu di Kepulauan Sunda Kecil. Puslitbang Biologi LIPI: Bogor.
Widjaja dan Karsono. 2004. Keanekaragaman Bambu di Pulau Sumba. Biodiversitas 6 (2), 95-100.
Wysocki, WP. 2015. Evolution of The Bamboos (Bambusoideae: Poaceae): A Ful Plastome Phylogenomicanalysis Genme Evolution and Evolutionary Systems Biology. BMC Evolutionary Biology 15 (50), 1-12.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2021 Prosiding Seminar Nasional Hayati
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.