Abstract
Artikel ini membahas dua sumpah bersejarah yang menjadi tonggak penting dalam perjalanan bangsa Indonesia: Sumpah Palapa dan Sumpah Pemuda. Sumpah Palapa, diikrarkan oleh Mahapatih Gajah Mada pada tahun 1334, menandai upaya penyatuan Nusantara di bawah Kerajaan Majapahit, sedangkan Sumpah Pemuda, diikrarkan oleh para pemuda Indonesia pada tahun 1928, mencerminkan semangat kebangkitan nasional dan cita-cita persatuan bangsa. Kedua sumpah ini, meskipun berasal dari konteks dan era yang berbeda, sama-sama menonjolkan nilai persatuan dan kesatuan yang mendalam. Sumpah Palapa menginspirasi cita-cita nasionalisme Indonesia, sementara Sumpah Pemuda menjadi manifestasi nyata dari semangat kolektif para pemuda untuk memperjuangkan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa. Artikel ini menyoroti bagaimana kedua sumpah ini menjadi simbol kuat dari perjuangan dan dedikasi dalam upaya membangun sebuah bangsa yang bersatu dan berdaulat.
References
Ananda, R. A. (2024). Pemahaman Mahasiswa Iain Palangkaraya Terhadap Identitas Dan Integrasi Nasional Di Indonesia. Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora, 59-64.
Annurua, Q. A. (2019). anggung jawab dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Jurnal SSBI Universitas Brawijaya 1, 1-5.
Dwi Susanto, D. N. (n.d.). Paraton, Sejarah Peristiwa Sumpah Palapa Dalam Kitab. Suluk (Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya).
Muttaqin, F. (2015). Sejarah pergerakan nasional. Humaniora.
Rusdiana, Y. T. (2017). Peranan perhimpunan pelajar-pelajar Indonesia dalam upaya mencapai kemerdekaan Republik Indonesia. Jurnal Sriwijaya Historia 1.1, 42-55.
SARI, P. D. (n.d.). Wawasan Nusantara Sebagai Cara Pandang Dan Sikap Bangsa Indonesia Mengenai Diri Serta Lingkungannya Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 2021.
Susilo, A. ( 2018). Gajah Mada Sang Maha Patih Pemersatu Nusantara Di Bawah Majapahit Tahun 1336 M - 1359 M. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora, Volume 1, Nomor 1,.
Widiyastuti, R. (2020). Kebaikan akhlak dan budi pekerti. Alprin.
Widodo, S. K. (2012). Memaknai sumpah pemuda di era reformasi. HUMANIKA, 16,9.