Studi Ragam Morfometri Musang (Paradoxurus hermaphroditus, Pallas 1777) Asal Nusa Tenggara Barat Sebagai Basis Data Identifikasi Variasi Genetik

Authors

  • Aris Winaya Universitas Muhammadiyah Malang
  • Maria Jose Izquerdo Rico University of Murcia
  • Manuel Avilez University of Murcia
  • Sri Wahyuningsih Universitas Muhammadiyah Malang
  • Tedjo Budi Wijono Universitas Muhammadiyah Malang

DOI:

https://doi.org/10.29407/hayati.v6i1.659

Keywords:

Mahalanobis, morfometri, NTB, Paradoxurus hermaphroditus, variasi genetik

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keragaman Musang (Paradoxurus hermaphroditus) asal Nusa Tenggara Barat (NTB) yang diwakili dari daerah Lombok, Sumbawa dan Bima. Jumlah sampel hewan sebanyak 28 ekor. Karakteristik morfologi yang diobservasi meliputi sifat kualitatif dan kuantitatif. Sifat kualitatif meliputi warna rambut, sedangkan sifat kuantitatif merupakan ukuran-ukuran morfologi dari tubuh Musang. Sifat kualitatif dianalisis menggunakan rumus frekuensi relatif. Data ukuran tubuh dihitung nilai rata-rata (X), simpangan baku (SB), dan koefisien keragaman (% KK). Analisis fungsi diskriminan digunakan pendekatan jarak Mahalanobis untuk menentukan jarak genetik dan mendapatkan pohon dendogram. Jarak genetik terdekat adalah antara Musang Bima dan Sumbawa, yaitu sebesar 4,457, sedangkan jarak genetik terjauh adalah antara Musang dari Sumbawa dan Lombok, yaitu sebesar 9,437. Warna rambut Musang NTB bervariasi dari hitam pekat, hitam keabu-abuan dan pirang kecoklatan dari sampel sejumlah 28 ekor sampel. Koefisien keragaman Musang dari Bima (39,55%) adalah yang tertinggi dan Lombok memiliki koefisien keragaman terendah (9,28%). Hasil analisis struktur kanonikal, ukuran tubuh yang dapat digunakan sebagai peubah pembeda kelompok adalah berat badan (0,948%) dan lebar kepala (0,507) pada kanonikal 2, serta tinggi kepala (0,922%) dan lingkar dada (0,224%) pada kanonikal 1.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aroon S, Artchawakom T, Hill JG, Kupittayanant S, & Thanee N. 2009. Ectoparasites of the common palm civet (Paradoxurus hermaphroditus) at Sakaerat Environmental Research Station, Thailand. Suranaree J. Sci. Technol., 16 (4), 277-281.

[BTNGR] Balai Taman Nasional Gunung Rinjani. 1997. Rencana Pengelolaan Taman Nasional 1998-2023. Mataram.

[BTNGR] Balai Taman Nasional Gunung Rinjani. 2009. Laporan Identifikasi Musang Rinjani (Paradoxurus hermaphroditus rindjanicus) di Kawasan Hutan Resort Sembalun Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wil. II . Mataram.

Borah J, & Deka K. 2011. An Observation Of Common Palm Civet Paradoxurus hermaphroditus Mating. Small Carniv Cons., 44, 32–33.

Dudi. 2012. Karakteristik Fenotipik Dan Sistem Kerbau (Bubalus Bubalis) Sebagai Dasar Penyusunan Program Pemuliaan Peternakan Rakyat Berkelanjutan. Disertasi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Duckworth, J.W., Timmins, R.J., Choudhury, A., Chutipong, W., Willcox, D.H.A., Mudappa, D.,Rahman, H., Widmann, P., Wilting, A. & Xu, W. 2016. Paradoxurus hermaphroditus. The IUCN Red List of Threatened Species 2016: e.T41693A45217835. http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.20161.RLTS.T41693A45217835.en. Download pada tanggal 12 Desember 2016.

Hardjosubroto, W. 2001. Genetika Hewan. Jogjakarta: Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada.

Jotish, PS. 2011. Diet of the Common Palm Civet Paradoxurus hermaphroditus in a rural habitat in Kerala, India, and its possible role in seed dispersal. Small Carnivore Conservation, 45, 14–17.

Kitchener, D.J., Boeadi, Charlton, L., & Maharadatunkamsi. 2002. Mamalia Pulau Lombok. Tyas APE, Ibnu M (Penerjemah) Jakarta : The Gibbon Foundation. Terjemahan Dari : Wild Mammals Of Lombok Island.

Mudappa D, Kumar A, & Chellam R. 2010. Diet and Fruit Choice of The Brown Palm Civet Paradoxurus jerdoni, A Viverrid Endemic To The Western Ghats Rainforest, India. Topical Conservation Science, 3, 282-300.

Nei, M. 1987. Molecular Evolutionary Genetics. New York: Columbia University Press.

Olson, T.A. 1999. Genetic of Colour Variation. Dalam : Fries RF & Ruvinsky A (Editor). The Genetic of Cattle. New York: CABI Pub. 33-40.

Panggabean, E. 2011. Buku Pintar Kopi. Jakarta (ID): PT. Agromedia Pustaka (1): 118.

Simianer, H. 2006. Use Of Molecular Marker And Other Information For Sampling Germ Plasm To Create An Animal Gene Bank. In: Ruane J, Sonnino A. (Editor). The Role of Biotechnology in Exploring and Protecting Agricultural Genetic Resources. Rome: Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO).

Steel, R.G.D & Torrie, J.H. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika. Terjemahan: Bambang Sumantri. Edisi ke-2. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sumantri C, Farajallah A, & Fauzi U. 2006. Genetic Variation Among Local Sheep In Indonesia Using Microsatelit DNA. Proceedings of The 4th “ISTAP” Animal Production and Sustainable Agricultural in The Tropic. Yogyakarta, November 8-9 2006. Faculty of Animal Science, Gadjah Mada University. Yogyakarta. 25-32.

Warwick, E.J., Astuti, M & W. Hardjoseobroto.1995. Pemuliaan Ternak. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Downloads

Published

2018-09-22

How to Cite

Winaya, A. ., Rico, M. J. I., Avilez, M. ., Wahyuningsih, S. ., & Wijono, T. B. . (2018). Studi Ragam Morfometri Musang (Paradoxurus hermaphroditus, Pallas 1777) Asal Nusa Tenggara Barat Sebagai Basis Data Identifikasi Variasi Genetik. Prosiding Seminar Nasional Hayati, 6(1), 92 –. https://doi.org/10.29407/hayati.v6i1.659